Rabu, 18 Desember 2013

Wakil Presiden Boediono : Negara Berdaulat Harus Mengoptimalkan Potensi Sumberdaya Lautnya


Palu. Kedaulatan suatu bangsa tidak terlepas dari ketahanan ekonominya, agar berdaulat setiap bangsa harus mengoptimalkan semua potensi yang ada di wilayahnya. “Jangan sampai kita menjadi bangsa yang diberi karunia limpahan kekayaan alam, namun tidak bisa memanfaatkan dan mengelolanya dengan baik untuk kemaslahatan dan ketahanan bangsa”. Demikian disampaikan Wakil Presiden Republik Indonesia, Dr. Boediono saat memberikan sambutan pada puncak peringatan Hari Nusantara di Pantai Talise, Kota Palu Sulawesi Tengah (15/12).


Wapres Boediono menjelaskan Indonesia memiliki potensi sumberdaya kelautan  yang luar biasa, menurut sementara kalangan nilainya diperkirakan mencapai Rp. 3.000 triliun/tahun, yang meliputi sektor perhubungan laut, industri maritim, perikanan, pariwisata bahari, energi dan sumberdaya mineral, bangunan kelautan, dan jasa kelautan.  “Potensi tersebut harus dapat dimanfaatkan secara optimal sebagai sumber ketahanan ekonomi bangsa dan sumber kesejahteraan bangsa” ujarnya.

Namun, Wapres Boediono mengakui kita masih belum memanfaatkan dan mengelola potensi itu secara optimal. Selain masalah kelembagaan pada masing-masing instansi masih melihat dengan kacamata dan kepentingan instansinya sendiri atau kepentingan yang lebih sempit, masih ada permasalahan mendasar dalam pembangunan di bidang kelautan yang belum tuntas diatasi.  Misalnya paradigma berpikir pembangunan yang sampai sekarang kita pakai masih cenderung berorientasi daratan.  Hambatan penting lain  adalah sekarang ini juga belum ada kebijakan dasar kelautan terpadu yang menjadi pedoman dan menjadi payung hukum untuk mengintegrasikan pembangunan di bidang kelautan yang bersifat multisektor.  Ego sektoral masih menonjol. Para pelaku pembangunan di bidang kelautan belum bersinergi dengan baik.

Kebijakan yang diberlakukan masih tumpang tindih dan masih sering terjadi tarik menarik kewenangan antar instansi terkait. “ini semua pekerjaan rumah yang harus kita selesaikan secepatnya apabila kita tidak menginginkan potensi-potensi yang saya sebut tadi lepas dari tangan kita” tegasnya.

Pada kesempatan itu, Wapres Boediono meminta Dewan Kelautan Indonesia (DEKIN) untuk membuat rumusan kebijakan yang komprehensif dalam rangka pemanfaatan sumber daya alam kelautan Indonesia yang berkelanjutan, berwawasan lingkungan, berbasis masyarakat dan bernilai ekonomi. 

Wapres mengakui sudah ada sejumlah program dan inisiatif yang sudah berjalan.  "Tapi semuanya, menurut pandangan saya,  masih harus didudukkan secara operasional dalam satu kerangka kebijakan dasar pembangunan kelautan yang terpadu dan saling mengisi,"ujarnya.

Wapres menginginkan agar konsep blue economy yang diwacanakan perlu dijabarkan lebih lanjut. "Tujuannya adalah mendorong industri inovatif skala kecil seperti industri perikanan, pariwisata, home industry di kalangan masyarakat berpenghasilan rendah," ucap Wapres. Penerapan konsep blue economy diharapkan mampu memperkuat pengelolaan potensi kelautan secara produktif, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

Gubernur Sulawesi Tengah, Longki Djanggola dalam sambutannya, menjelaskan Kota Palu dan Donggala di Sulawesi Tengah dinobatkan sebagai tuan rumah Hari Nusantara dengan mengusung tema "Setinggi Langit Sedalam Samudera, Potensi Pariwisata dan Kreatifitas Nusantara yang Tak Terhingga".

"Tema yang diambil dari peringatan Hari Nusantara ini maknanya mendeskripsikan kekayaan bahari Indonesia yang memberikan aspek yang tak terhingga baik ekonomi maupun wawasan kelautan Indonesia," ujarnya.

Sementara dalam laporannya selaku Ketua Panitia Hari Nusantara 2013, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu mengatakan, peringatan Hari Nusantara tahun ini memfokuskan untuk meningkatkan potensi pariwisata dan kreatifitas nusantara.

"Mengingat potensi bahari kita dan konsep wawasan nusantara sedalam samudera potensi yang ada di samudera kita, tahun ini kita fokus pada pariwisata dan kreatifitas nusantara," kata Mari.

Puncak perhelatan Hari Nusantara 2013 ini dimeriahkan atraksi Sailing Pass dari Kapal Perang Indonesia, Kapal-kapal nelayan dan Kapal-kapal Pemerintah serta diikuti atraksi Terjun Payung oleh TNI AL, tidak lupa sebelumnya para undangan dihibur oleh atraksi Drumb Band dari Akademi TNI AL dan Sekolah Tinggi Perikanan Jakarta.

Pada peringatan kali ini, Wapres menyaksikan penyerahan simbolis Pataka Kepanitiaan Hari Nusantara Tahun 2013 oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif kepada Menteri Kelautan dan Perikanan, kemudian diserahkan kepada Menteri Riset dan Teknologi  sebagai Ketua Umum Panitia Nasional Peringatan Hari Nusantara 2014.

Wapres juga menyematkan Tanda Kehormatan Satya Lencana Wira Karya kepada Gubernur Jawa Timur, Bupati Morowali, dan Bupati Kulonprogo, serta memberkan Tanda Kehormatan Satya Lencana Wira Nusa atau Pengamanan Pulau Terluar oleh Wakil Presiden Republik Indonesia atas nama Presiden Republik IndonesiaI kepada Kapten Laut (P) Andi Christy Mahendra, Satkamla Lantamal VIII – Satgas PAM Pulau Fani, dan Sertu Mar Ade Putra , Anggota Yon Taifib 1 Pasmar I Kormar, Satgas PAM Pulau Brass.

Usai menyampaikan sambutan, Wapres meluncurkan dan menandatangani perangko sampul Peringatan Hari Nusantara 2013, kemudian dilanjutkan meninjau Nusantarta Expo dan Rumah Pintar. Turut hadir sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, diantaranya: Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C. Sutardjo, Menteri Perhubungan EE Mangindaan, Menteri Riset dan Teknologi  Gusti Muhammad Hatta, serta jajaran TNI dan Polri (yp).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar