Palu.
Kedaulatan suatu bangsa tidak terlepas dari ketahanan ekonominya, agar
berdaulat setiap bangsa harus mengoptimalkan semua potensi yang ada di
wilayahnya. “Jangan sampai kita menjadi bangsa yang diberi karunia
limpahan kekayaan alam, namun tidak bisa memanfaatkan dan mengelolanya
dengan baik untuk kemaslahatan dan ketahanan bangsa”. Demikian
disampaikan Wakil Presiden Republik Indonesia, Dr. Boediono saat
memberikan sambutan pada puncak peringatan Hari Nusantara di Pantai
Talise, Kota Palu Sulawesi Tengah (15/12).
Wapres
Boediono menjelaskan Indonesia memiliki potensi sumberdaya kelautan
yang luar biasa, menurut sementara kalangan nilainya diperkirakan
mencapai Rp. 3.000 triliun/tahun, yang meliputi sektor perhubungan laut,
industri maritim, perikanan, pariwisata bahari, energi dan sumberdaya
mineral, bangunan kelautan, dan jasa kelautan. “Potensi tersebut harus
dapat dimanfaatkan secara optimal sebagai sumber ketahanan ekonomi
bangsa dan sumber kesejahteraan bangsa” ujarnya.
Namun,
Wapres Boediono mengakui kita masih belum memanfaatkan dan mengelola
potensi itu secara optimal. Selain masalah kelembagaan pada
masing-masing instansi masih melihat dengan kacamata dan kepentingan
instansinya sendiri atau kepentingan yang lebih sempit, masih
ada permasalahan mendasar dalam pembangunan di bidang kelautan yang
belum tuntas diatasi. Misalnya paradigma berpikir pembangunan yang
sampai sekarang kita pakai masih cenderung berorientasi daratan.
Hambatan penting lain adalah sekarang ini juga belum ada kebijakan
dasar kelautan terpadu yang menjadi pedoman dan menjadi payung hukum
untuk mengintegrasikan pembangunan di bidang kelautan yang bersifat
multisektor. Ego sektoral masih menonjol. Para pelaku pembangunan di
bidang kelautan belum bersinergi dengan baik.
Kebijakan
yang diberlakukan masih tumpang tindih dan masih sering terjadi tarik
menarik kewenangan antar instansi terkait. “ini semua pekerjaan rumah
yang harus kita selesaikan secepatnya apabila kita tidak menginginkan
potensi-potensi yang saya sebut tadi lepas dari tangan kita” tegasnya.
Pada
kesempatan itu, Wapres Boediono meminta Dewan Kelautan Indonesia
(DEKIN) untuk membuat rumusan kebijakan yang komprehensif dalam rangka
pemanfaatan sumber daya alam kelautan Indonesia yang berkelanjutan,
berwawasan lingkungan, berbasis masyarakat dan bernilai ekonomi.
Wapres
mengakui sudah ada sejumlah program dan inisiatif yang sudah berjalan.
"Tapi semuanya, menurut pandangan saya, masih harus didudukkan secara
operasional dalam satu kerangka kebijakan dasar pembangunan kelautan
yang terpadu dan saling mengisi,"ujarnya.
Wapres menginginkan agar konsep blue economy
yang diwacanakan perlu dijabarkan lebih lanjut. "Tujuannya adalah
mendorong industri inovatif skala kecil seperti industri perikanan,
pariwisata, home industry di kalangan masyarakat berpenghasilan
rendah," ucap Wapres. Penerapan konsep blue economy diharapkan mampu
memperkuat pengelolaan potensi kelautan secara produktif, berkelanjutan
dan berwawasan lingkungan.
Gubernur
Sulawesi Tengah, Longki Djanggola dalam sambutannya, menjelaskan Kota
Palu dan Donggala di Sulawesi Tengah dinobatkan sebagai tuan rumah Hari
Nusantara dengan mengusung tema "Setinggi Langit Sedalam Samudera,
Potensi Pariwisata dan Kreatifitas Nusantara yang Tak Terhingga".
"Tema
yang diambil dari peringatan Hari Nusantara ini maknanya
mendeskripsikan kekayaan bahari Indonesia yang memberikan aspek yang tak
terhingga baik ekonomi maupun wawasan kelautan Indonesia," ujarnya.
Sementara
dalam laporannya selaku Ketua Panitia Hari Nusantara 2013, Menteri
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu mengatakan,
peringatan Hari Nusantara tahun ini memfokuskan untuk meningkatkan
potensi pariwisata dan kreatifitas nusantara.
"Mengingat
potensi bahari kita dan konsep wawasan nusantara sedalam samudera
potensi yang ada di samudera kita, tahun ini kita fokus pada pariwisata
dan kreatifitas nusantara," kata Mari.
Puncak
perhelatan Hari Nusantara 2013 ini dimeriahkan atraksi Sailing Pass
dari Kapal Perang Indonesia, Kapal-kapal nelayan dan Kapal-kapal
Pemerintah serta diikuti atraksi Terjun Payung oleh TNI AL, tidak lupa
sebelumnya para undangan dihibur oleh atraksi Drumb Band dari Akademi
TNI AL dan Sekolah Tinggi Perikanan Jakarta.
Pada
peringatan kali ini, Wapres menyaksikan penyerahan simbolis Pataka
Kepanitiaan Hari Nusantara Tahun 2013 oleh Menteri Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif kepada Menteri Kelautan dan Perikanan, kemudian
diserahkan kepada Menteri Riset dan Teknologi sebagai Ketua Umum
Panitia Nasional Peringatan Hari Nusantara 2014.
Wapres
juga menyematkan Tanda Kehormatan Satya Lencana Wira Karya kepada
Gubernur Jawa Timur, Bupati Morowali, dan Bupati Kulonprogo, serta
memberkan Tanda Kehormatan Satya Lencana Wira Nusa atau Pengamanan Pulau
Terluar oleh Wakil Presiden Republik Indonesia atas nama Presiden
Republik IndonesiaI kepada Kapten Laut (P) Andi Christy Mahendra,
Satkamla Lantamal VIII – Satgas PAM Pulau Fani, dan Sertu Mar Ade Putra ,
Anggota Yon Taifib 1 Pasmar I Kormar, Satgas PAM Pulau Brass.
Usai
menyampaikan sambutan, Wapres meluncurkan dan menandatangani perangko
sampul Peringatan Hari Nusantara 2013, kemudian dilanjutkan meninjau
Nusantarta Expo dan Rumah Pintar. Turut hadir sejumlah Menteri Kabinet
Indonesia Bersatu II, diantaranya: Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif
C. Sutardjo, Menteri Perhubungan EE Mangindaan, Menteri Riset dan
Teknologi Gusti Muhammad Hatta, serta jajaran TNI dan Polri (yp).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar