Jakarta. Koalisi Rakyat untuk
Keadilan Perikanan (Kiara) mengatakan Indonesia harus dapat memiliki pemimpin
bervisi kelautan karena masih banyak permasalahan di sektor kelautan dan
perikanan yang belum teratasi di Tanah Air.
"Indonesia harus mencari
pemimpin bervisi kelautan," kata Sekjen Kiara Abdul Halim, Rabu.
Menurut dia pada tahun 2014,
berbagai fakta yang belum dituntaskan harus menjadi prioritas pemerintah
khususnya pemimpin nasional baru untuk diselesaikan di sektor kelautan dan
perikanan.
Ia memaparkan permasalahan tersebut
antara lain tidak terhubungnya rantai pasokan bahan baku, sistem logistik, dan
persaingan kualitas.
Untuk perikanan budidaya, lanjutnya,
permasalahan lainnya adalah mempertimbangkan kemampuan para pelaku tambak
tradisional maupun intensif mandiri yang masih sangat minim fasilitas pendukung
infrastruktur, seperti laboratorium.
Karena itu, Abdul Halim
mengemukakan, fasilitasi program dan bantuan teknis harus menjadi prioritas
Menteri Kelautan dan Perikanan untuk masyarakat pembudidaya tradisional.
Selain itu, ujar dia, dalam hal
menjaga kualitas produksi yang baik dan sehat seharusnya pemerintah lebih
memfokuskan pada pencegahan-pencegahan terjadinya pencemaran yang diakibatkan
oleh aktivitas lain, seperti pertambangan dan limbah industri di luar aktivitas
kegiatan tambak dan perikanan tangkap.
Sekjen Kiara juga mendesak pemerintah
untuk mmengeluarkan kebijakan yang menutup akses asing, khususnya terkait
kebijakan pengelolaan sumber daya perikanan dan pesisir, yang bertentangan
dengan semangat UUD 1945.
Sebelumnya, Koalisi Rakyat untuk
Keadilan Perikanan (Kiara) menginginkan Menteri Kelautan dan Perikanan yang
terpilih pasca-pemilihan umum 2014 berasal dari kalangan profesional yang
terbebas dari tekanan partai politik.
"Kriteria Menteri Kelautan dan
Perikanan yang harus dimiliki adalah profesional tidak terikat kepentingan
parpol atau semata menjalankan mandat UUD 1945," kata Sekjen Kiara Abdul
Halim di Jakarta, Kamis (26/12).
Selain itu, menurut dia, Menteri
Kelautan dan Perikanan mendatang mesti memiliki keberpihakan terhadap
masyarakat nelayan serta tidak memiliki latar belakang etik dan hukum yang
bermasalah.
Ia juga menegaskan, posisi yang
penting tersebut juga harus diisi oleh sosok yang memahami sejarah perjuangan
kelautan Indonesia, dan memiliki basis ideologi kerakyatan sesuai dengan
Pancasila dan UUD 1945.
Sedangkan dalam visi, misi, dan
program dari Menteri Kelautan dan Perikanan mendatang, lanjutnya, juga harus
memiliki pemahaman strategis mengenai sektor kelautan dan perikanan dan beragam
tantangan yang sedang dihadapinya saat ini.
"Dalam hal ini, harus ada uji
publik," kata Abdul Halim (sumber: Antara)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar